KOMENTAR PARA ULAMA TENTANG PUASA RAJAB

March 15, 2019
KOMENTAR PARA ULAMA TENTANG PUASA RAJAB

Dalam menyikapi tentang puasa di bulan Rajab, pendapat ulama terbagi menjadi 2. Akan tetapi 2 pendapat ini tidak sekeras yang kita temukan di lapangan pada saat ini yaitu dengan membid’ahkan dan memfasiqkan para pelaku puasa Rajab.

Jumhur Ulama dari Mazhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan riwayat dari Imam Ahmad Bin Hanbal, mereka mengatakan bahwasanya disunnahkan puasa di bulan Rajab semuanya dan juga ada riwayat lain dari Imam Ahmad Bin Hanbal bahwasanya makruh mengkhususkan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Rajab.
Akan tetapi di dalam Mazhab Imam Ahmad Bin Hanbal dijelaskan bahwasanya kemakruhan ini akan hilang dengan 4 hal:
Dibolong (berbuka) 1 hari di bulan Rajab, atau
Disambung dengan puasa di bulan sebelum Rajab, atau
Disambung dengan puasa di bulan setelah Rajab
Dengan puasa di hari apapun di selain bulan Rajab.



Mungkin ada yang mendengar dari salah satu stasiun radio atau selebaran yang dibagi-bagi yang mengatakan bahwasanya “Puasa Rajab adalah Bid’ah Dholalah” dengan membawa Riwayat dari Nabi SAW yang melarang puasa Rajab atau riwayat dari Sayyidina Umar Bin Khottob yang mengatakan “Kami akan memukul orang yang melakukan puasa di bulan Rajab”. Padahal riwayat tersebut adalah tidak benar dan palsu dan sungguh sangat aneh orang yang membid’ahkan puasa bulan Rajab dengan tuduhan riwayat puasa Rajab adalah hadits-haditsnya palsu akan tetapi mereka sendiri tidak sadar bahwa justru riwayat yang melarang puasa bulan Rajab adalah palsu.

*1. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB HANAFI*

• Disebutkan dalam Fatwa Al-Hindiyah Juz 1 Hal. 202:

)المرغوبات من الصيام أنواع ( أولها صوم المحرم والثاني صوم رجب والثالث صوم شعبان وصوم عاشوراء ). اهـ
_“Puasa yang disunnahkan itu bermacam-macam: puasa Muharram, puasa Rajab, puasa Sya’ban, puasa ‘Asyuro’ (tgl. 10 Muharram).”_

*2. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB MALIKI*

• Disebutkan dalam Syarh Al-Kharsyi ‘Ala Khalil Juz 2 Hal. 241:

أنه يستحب صوم شهر المحرم وهو أول الشهور الحرم , ورجب وهو الشهر الفرد عن الأشهر الحرم ). اهـ

_“Sesungguhnya disunnahkan puasa di bulan Muharram dan puasa di bulan Rajab.”_

• Disebutkan dalam Hasyiah dari Syarh Al-Kharsyi ‘Ala Khalil:

بل يندب صوم بقية الحرم الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذو القعدة فالحجة ). اهـ

_“Disunnahkan puasa di bulan-bulan haram yang 4, paling utamanya adalah puasa di bulan Muharram kemudian Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.”_

• Disebutkan dalam Muqoddimah Ibnu Abi Zaid serta Syarah Lil Fawaakih Al-Dawani Juz 2 hal. 272:

التنفل بالصوم مرغب فيه وكذلك , صوم يوم عاشوراء ورجب وشعبان ويوم عرفة والتروية وصوم يوم عرفة لغير الحاج أفضل منه للحاج. اهـ

_“Melakukan puasa disunnahkan, begitu juga puasa di hari ‘Asyura’, bulan Rajab, bulan Sya’ban, hari ‘Arafah dan Tarwiyah. Sedangkan puasa di hari ‘Arafah itu lebih utama bagi orang yang tidak haji”._

• Disebutkan dalam Syarh Ad-Dardir, syarah Muhtashor Kholil Juz 1 hal. 513 :

وندب صوم المحرم ورجب وشعبان وكذا بقية الحرم الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذوالقعدة والحجة). اهـ

_“Dan disunnahkan puasa Muharram, Rajab, Sya’ban begitu juga bulan-bulan haram lainnya yang 4 dan paling utamanya adalah puasa Muharram kemudian Rajab, Duzulqo’dah dan Dzulhijjah”._

• Disebutkan dalam At-Taj Wa Al-Iklil Juz 3 hal. 220 :

والمحرم ورجب وشعبان لو قال والمحرم وشعبان لوافق المنصوص . نقل ابن يونس : خص الله الأشهر الحرم وفضّلها وهي : المحرم ورجب وذو القعدة وذو الحجة . اهـ

_“Dan disunnahkan puasa Muharram, Rajab dan Sya’ban, andaikan beliau berkata. “Puasa Muharram dan Sya’ban disunnahkan, maka akan mencocoki nashnya”. Dinukil dari Ibnu Yunus bahwasanya “Allah SWT mengkhususkan bulan-bulan haram dan mengutamakannya, yaitu: Muharram dan Rajab, Dzulqo’dah dan Dzulhijjah.”_

*3. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB SYAFI’I*

• Imam An-Nawawi menyebutkan dalam Al-Majmu’ (Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab) Juz 6 hal. 439:

قال أصحابنا : ومن الصوم المستحب صوم الأشهر الحرم , وهي ذوالقعدة وذوالحجة والمحرم ورجب , وأفضلها المحرم. اه

_Berkata ulama kami: “Dan dari puasa yang disunnahkan adalah puasa bulan-bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab, sedangkan yang paling utama adalah Muharram.”_

• Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshari menyebutkan dalam Asna Al-Mathollib Juz 1 hal. 433:

(وأفضل الأشهر للصوم) بعد رمضان الأشهر ( الحرم) ذو القعدة وذو الحجة والمحرم ورجب (وأفضلها المحرم) لخبر مسلم * أفضل الصوم بعد رمضان شهر الله المحرم ( ثم اقيها) وظاهره استواء البقية والظاهر تقديم رجب خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم). اه

_“Paling utamanya bulan-bulan untuk puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Sedangkan paling utamanya adalah Muharram berdasarkan riwayat dari Imam Muslim “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharram kemudian bulan haram yang lainnya. Secara dhahir keutamaan di antara bulan haram yang lainnya itu sama (selain Muharram). Dan secara dhahir mendahulukan keutamaan Rajab agar keluar dari Khilafnya ulama yang mengunggulkannya melebihi bulan-bulan Haram”_

• Imam Ibnu Hajar menyebutkan dalam Fatwa-nya Juz 2 hal. 53:

… وأما استمرار هذا الفقيه على نهي الناس عن صوم رجب فهو جهل منه وجزاف على هذه لشريعة المطهرة فإن لم يرجع عن ذلك وإلا وجب على حكام الشريعة المطهرة زجره وتعزيره التعزير البليغ المانع له ولأمثاله من المجازفة في دين الله تعالى ويوافقه إفتاء العز بن عبد السلام إنه سئل عما نقل عن بعض المحدثين من منع صوم رجب وتعظيم حرمته وهل يصح نذر صوم جميعه فقال في جوابه : نذر صومه صحيح لازم يتقرب إلى الله تعالى بمثله والذي نهى عن صومه جاهل بمأخذ أحكام الشرع وكيف يكون منهيا عنه مع أن العلماء الذين دونوا الشريعة لم يذكر أحد منهم اندراجه فيما يكره صومه بل يكون صومه قربة إلى الله تعالى. اهـ

_“Orang yang melarang puasa Rajab, maka itu adalah kebodohan dan ketidak-tahuan terhadap hukum syariat. Apabila ia tidak menarik ucapannya itu, maka wajib bagi hakim atau penegak hukum untuk menghukumnya dengan hukuman yang keras yang dapat mencegahnya dan mencegah orang semisalnya yang merusak agama Allah SWT.”_

Sependapat dengan ini ‘Izzuddin Abdusssalam, sesungguhnya beliau ditanya dari apa yang dinukil dari sebagian ahli hadits tentang larangan puasa Rajab dan pengharamannya, dan apakah sah orang yang bernadzar puasa Rajab sebulan penuh? Maka beliau menjawab: “Nadzar puasa Rajab itu sah dan bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun larangan puasa Rajab itu adalah pendapat orang yang bodoh akan pengambilan hukum-hukum syariat. Bagaimana bisa dilarang sedangkan para ulama yang dekat dengan syariat tidak ada yang menyebutkan tentang dimakruhkannya puasa Rajab bahkan dikatakan puasa Rajab adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT (sunnah)”.

Disebutkan dalam Mughni Al-Muhtaj Juz 2 hal. 187:

أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم , وأفضلها المحرم لخبر مسلم* أفضل الصوم بعد رمضان شهر الله المحرم ثم رجب , خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ثم باقيها ثم شعبان ). اه

_“Paling utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah Ramadhan adalan bulan-bulan haram, sedangkan paling utamanya adalah Muharram berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim, “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram” kemudian Rajab agar keluar dari Khilaf tentang keutamaan Rajab terhadap bulan-bulan haram lainnya kemudian Sya’ban”._

• Disebutkan dalam Nihayah Al-Muhtaj Juz 3 hal. 211:

(اعلم أن أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم وأفضلها المحرم ثم رجب خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ثم باقيها وظاهره الاستواء ثم شعبان) . اهـ

_“Ketahuilah sesungguhnya paling utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan-bulan haram. Sedangkan paling utamanya adalah Muharram kemudian Rajab agar keluar dari khilaf tentang keutamaannya atas bulan-bulan Haram yang lainnya, yang jelas keutamaannya sama dengan bulan-bulan haram yang lainnya kemudian Sya’ban”._

*4. PENDAPAT DARI ULAMA MAZHAB HANBALI*

• Ibnu Qudamah menyebutkan dalam Al-Mughni Juz 3 hal. 53:

فصل : ويكره إفراد رجب بالصوم . قال أحمد : وإن صامه رجل , أفطر فيه يوما أو أياما , بقدر ما لا يصومه كله … قال أحمد : من كان يصوم السنة صامه , وإلا فلا يصومه متواليا , يفطر فيه ولا يشبهه برمضان ). اهـ
_“Fasal: Dan dimakruhkan mengkhususkan Rajab dengan puasa. Imam Ahmad berkata. “Apabila seseorang berpuasa bulan Rajab, maka berbukalah sehari atau beberapa hari sekiranya ia tidak puasa sebulan penuh. Imam Ahmad berkata: “Barangsiapa terbiasa puasa setahun maka boleh berpuasa sebulan penuh kalau tidak biasa puasa setahun, janganlah berpuasa terus-menerus dan jika ingin puasa Rajab sebulan penuh hendaknya ia berbuka di bulan Rajab (biar pun sehari) agar tidak menyerupai Ramadhan”._

Dari keterangan tersebut sangat jelas bahwa Imam Ahmad tidak membid’ahkan puasa Rajab.

• Disebutkan dalam Al-Furu’ Karya Ibn Muflih juz 3 hal. 118 :

فصل : يكره إفراد رجب بالصوم نقل ابن حنبل : يكره , ورواه عن عمر وابنه وأبي بكرة , قال أحمد : يروى فيه عن عمر أنه كان يضرب على صومه , وابن عباس قال : يصومه إلا يوما أو أياما. وتزول الكراهة بالفطر أو بصوم شهر آخر من السنة . اهـ

_“Fasal : Dimakruhkan mengkhususkan Rajab dengan berpuasa berdasarkan apa yang dinukil dari Imam Ahmad Bin Hanbal dan diriwayatkan oleh Umar dan puteranya dan Abi Bakrah. Imam Ahmad berkata “Diriwayatkan dari Sayyidina Umar ra :” Sesungguhnya beliau memukul orang yang berpuasa Rajab, dan berkata Ibnu Abbas “Hendaknya berpuasa Rajab dengan berbuka sehari atau beberapa hari”. Dan kemakruhan puasa bulan Rajab akan hilang dengan berbuka (walaupun sehari) atau dengan berpuasa di bulan lain selain bulan Rajab.”_

*KESIMPULAN*

Dari penjelasan ulama empat mazhab sangat jelas bahwa puasa bulan Rajab adalah sunnah, hanya menurut mazhab Imam Ahmad saja yang makruh. Kemakruhan puasa Rajab menurut madzhab Imam Hanbali itu pun jika dilakukan sebulan penuh. Adapun kalau berbuka satu hari saja atau disambung dengan sehari sebelumnya atau sesudahnya. Atau dengan melakukan puasa di selain bulan Rajab maka kemakruhannya akan hilang. Mereka tidak mengatakan puasa Rajab bid’ah sebagaimana yang marak akhir-akhir ini disuarakan oleh kelompok orang dengan menyebar selebaran, siaran radio atau internet.

Wallahu a’lam bish-showab

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments